Nama : Mutiara Hikmah Hardiyanti
Kelas : 2EB24
NPM : 25212186
Artikel
tentang Kebudayaan Indonesia
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
“Kebudayaan
didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana,
dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang
dimiliki oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi
lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan
tindakan-tindakannya.”
Kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan
merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial,
yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi
berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan
simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak
(termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian,
setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya
tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh
pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan
yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Budaya
yang Hilang
Lagu
Rasa Sayang-sayange diklaim oleh Pemerintah Malaysia
Rasa Sayange
atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku,
Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara
turun-temurun sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap
lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.
Lagu ini
digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan
kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara
Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa
Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago), Gubernur Maluku
Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu “Rasa Sayange” adalah milik Indonesia
karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak
leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah.
Bagaimanapun,
bukti tersebut akhirnya ditemukan. ‘Rasa Sayange1′ diketahui direkam pertama
kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962. Pada tanggal 11 November 2007,
Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui
bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia. Namun, ada beberapa sumber yang
mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange
adalah milik bersama, maksudnya warisan milik bersama bangsa Melayu, antara
Indonesia dan Malaysia.
Tentang bukti rekaman
“Rasa Sayange”, bukti lagu tersebut direkam oleh PT Lokananta, Solo, Indonesia
pada tanggal 1962 dalam piringan hitam Gramophone. Rekaman master dari piringan
ini masih disimpan oleh PT Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama
terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir
kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu “Rasa
Sayange” adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama
dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke,
dan Sengko Dainang.
Desain
Grafis Perak Asli Bali
Rasa terambilnya
desain garafis perak asli Bali ini muncul ketika seorang warga bali yang menjual
hasil karyanya ke konsumen luar negeri. Namun tanpa diketahui konsumen tersebut
malah mematenkan hasil karya tersebut sebagai desain dari luar negeri, sehingga
ketika warga Bali ini hendak mengekspor hasil karyanya ternyata dia harus
beurusan dengan WTO karena dianggap telah melanggar Trade Related Intellectual
Property Rights (TRIPs). Sesungguhnya desain tersebut telah dimiliki
dan merupakan warisan dari leluhur masyarakat Bali itu sendiri. Namun ada juga
kejadian perebutan hak paten yang terjadi di dalam negeri ini sendiri yang
dimana kedua belah pihak telah mematenkan hak ciptanya. Namun salah satu pihak
menganggap bahwa karya lainnya merupakan plagiat dari hasil karya yang telah
mereka buat.
Tari
Reog Ponorogo dengan Tari Barongan Malaysia
Dikisahkan di
dalam Asal Usul Reog Ponorogo telah terjadi pertempuran antara Raja Ponorogo
dengan Singa Barong penjaga hutan Lodoyo. Pujangga Anom nama raja itu telah
membangunkan dan membuat marah singa tersebut, karena mencuri 150 anak macan
dari hutan Lodoyo. Anak-anak macan itu rencananya akan dia gunakan sebagai mas
kawin pernikahannya dengan seorang puteri dari Raja Kadiri. Pertempuran antara
Pujangga Anom dan singa penjaga hutan Lodoyo kemudian tak terelakkan. Kisah itu
lalu menjadi legenda pada rakyat Ponorogo dan sekitarnya tentang keberanian dan
ketabahan orang-orang Ponorogo dan diwujudkan dalam bentuk tarian Reog.
Dalam tarian
Reog para penari bukan saja menampilkan gerakan-gerakan badan yang mempesona
namun juga menyertakan suasana magis. Para penari dipercaya berada dalam
keadaaan kesurupan meskipun yang sesungguhnya terjadi mereka mendahului tarian
Reog dengan ritual puasa dan semedi. Adegan ketika seorang penari memanggul
topeng besar berupa kepala singa yang di atasnya dihiasai dengan bulu merak
adalah salah satu contoh kuatnya aroma magis tersebut.
Barongan
Malaysia tidak seperti itu dan itulah yang membedakan tarian itu dengan Reog
dari Ponorogo. Mungkin tema tariannya agak mirip meskipun harus dikatakan
antara keduanya terdapat perberbedaan yang jauh. Namun andai pun dianggap
mirip, hal itu hanya terletak pada temanya yang mengusung tema singa atau
macan. Tema semacam itu juga bisa dijumpai dalam tarian Sisingaan dari Kuningan
Jawa Barat dan Barongsai tarian khas Cina. Dan jika dilihat dari filosofinya,
Barongan Malaysia cenderung bernuansa keagaamaan (penyebaran Islam) sementara
filosofi Reog adalah keberanian dan ketabahan.
Makanan
Daerah yang tergantikan oleh makanan dari Luar Negeri
Sekarang ini
banyak sekali makanan daerah yang tergantikan terutama didaerah pariwisata.
Sebenarnya tidak ada kerugian yang akan dialami oleh negara, namun jika dilihat
dari segi lain maka akan merugikan karena para penerus bangsa mendatang mungkin
tidak akan tahu apa makanan daerah yang mereka miliki. Penyebab utamanya yaitu adanya
investor asing yang ingin memajukan perekonomian daerah pariwisata dengan
membangun restoran cepat saji ataupun sejenis kedai junkfood. Masyarakat
sekarang ini khususnya anak – anak muda, berpikir makanan daerah sudah
ketinggalan jaman sehingga mereka berusaha untuk mengikuti trend yang ada.
Semua itu tak lain juga akibat dari globalisasi apalagi sarana dan prasarana
telah memadai bahkan terpenuhi.
Analisis
Indonesia
merupakan negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, dan kebudayaan
tersebut berbentuk kebudayaan lokal. Budaya asing yang terus masuk tanpa
terbengdung ke Indonesia dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang
terdapat di Indonesia, melihat fenomena
– fenomena yang terjadi tentang kebudayaan di negara kita ini, Indonesia, sudah
mulai ke arah yang waspada. Karena kurangnya pelestarian terhadap budaya yang
negara kita miliki. Contohnya saja lagu daerah milik Indonesia yang diaku – aku
oleh negara tetangga, yaitu Malaysia. Mereka mengaku bahwa lagu tersebut
berasal dari negara mereka sendiri. Padahal ada bukti otentik yang menjelaskan
bahwa lagu tersebut pertama kali direkam di Indonesia yaitu di daerah Solo,
Indonesia. Tidak hanya di sektor lagu saja, banyak hal lain yang diperebutkan
oleh negara lain. Seperti contoh lain dari segi makanan, tarian dan sampai
Desain Grafis Perak yang dipatenkan oleh negara lain.
Kita sebagai
penerus bangsa semestinya lebih peduli terhadap bangsa ini. Peduli terhadap
lingkungan, budaya dan yang paling utama kita dapat melestarikannya, Banyak
cara atau hal untuk dapat melestarikan budaya dan keanekaragaman dari negeri
ini. Salah satu caranya yaitu dengan memperkenalkan kebudayaan negeri ini
secara luas agar tidak ada lagi yang mengklaim atau mengaku-aku budaya asli
indonesia adalah budaya asli dari negeri lain.
Selain itu ada
berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya, diantaranya
yaitu:
1. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya
budaya sebagai jati diri bangsa
2. Ikut melestarikan budaya dengan cara
berpartisipasi dalam pelaksanaannya
3. Mempelajarinya
4. Mensosialisasikan kepada orang lain
sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya
Paragraf
Induktif
Pengertian
Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat
utamanya terletak di akhir paragraf.
Paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat
penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama. Jadi ide pokok berada pada akhir paragraf.
Contoh
Paragraf Induktif :
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi melalui
televisi, waktu anak-anak membaca buku sangat berkurang. Penelitian di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa televisi menyala rata-rata selama tujuh seperempat
jam setiap hari. Padahal seorang dokter spesialis anak dan pakar peneliti dalam
bidang perkembangan anak dari Universitas Harvard, dr. Berry Brazelton,
mengemukakan bahwa satu jam merupakan batas menonton maksimal bagi anak-anak
usia lima sampai enam tahun. Lebih dari satu jam, tayangan-tayangan televisi
menjadi semacam racun yang mereduksi kemampuan daya nalar dan kemampuan
berpikir kritis dan ilmiah. Oleh
karena itu, hal yang sangat diperlukan dalam membaca buku, selain ketersediaan
buku, ialah waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar